Jumat, 18 Desember 2009
di
05.11
|
Berdasarkan survei ekonomi dunia usaha di Jawa Tengah, triwulan-IV 2009 menjelang akhir 2009, dunia usaha terutama sektor perhotelan, restoran, perdagangan, dan dunia pertanian diperkirakan akan menurun. Penurunan ini dampak dari rendahnya permintaan pasar regional serta puncak musim hujan. Deputi Pemimpin Kantor Bank Indonesia Semarang Mahdi Mahmudy, Jumat (18/12/2009), menjelaskan, perlambatan usaha di sektor pertanian, hotel, restoran, dan perdagangan baru akan membaik pada triwulan-I 2010.
"Penurunan permintaan wajar, salah satu penyebab masyarakat berkonsetrasi pada penyambutan tahun baru 2010. Di akhir tahun juga terjadi perang diskon hampir semua barang konsumsi di pasaran," kata Mahdi Mahmudy.
Mahdi Mahmudy mengatakan, kalau pada akhir triwulan-IV 2009 prediksinya menurun, berbeda dengan hasil usaha triwulan-III 2009 yang secara umum semua kegiatan usaha naik sebesar 1,69 poin. Hal itu bisa dilihat dari Saldo Bersih Tertimbang yang di triwulan-II 2009 tercatat sebesar 22,97 persen meningkat menjadi 24 ,66 persen pada triwulan-III 2009.
Penyumbang terbesar kenaikan usaha itu meliputi usaha sektor perdagangan, hotel, restoran, diikuti sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Pada triwulan-III 2009, berdasarkan usaha berskala besar dengan jumlah tenaga kerja di atas 500 orang, juga mengalami peningkatan usaha paling tinggi dibanding usaha skala kecil ataupun usaha sedang.
Sementara berdasarkan orientasi pasar, usaha pasar domestik dan ekspor juga tumbuh positif. "Peningkatan kegiatan usaha di sektor perdagangan, hotel, dan restoran juga sektor industri pengolahan ditandai kenaikan omzet maupun penambahan jumlah tenaga kerja yang terus terjadi," kata Mahdi Mahmudy.
Budi Sabarsah mengemukakan, perdagangan beras skala besar di Kota Semarang saat ini tinggal menghabiskan stok beras. Daerah sentra pertanian, seperti Demak, Grobogan, Sragen, dan Klaten, masih belum panen dan diperkirakan baru panen pertengahan Januari 2010.
Dengan banyaknya daerah yang belum panen, tentunya pasokan kiriman beras ke Jakarta juga mulai turun. Padahal, kebutuhan pasokan beras ke Jakarta sebesar 25 hingga 32 ton per minggu.
"Penurunan permintaan wajar, salah satu penyebab masyarakat berkonsetrasi pada penyambutan tahun baru 2010. Di akhir tahun juga terjadi perang diskon hampir semua barang konsumsi di pasaran," kata Mahdi Mahmudy.
Mahdi Mahmudy mengatakan, kalau pada akhir triwulan-IV 2009 prediksinya menurun, berbeda dengan hasil usaha triwulan-III 2009 yang secara umum semua kegiatan usaha naik sebesar 1,69 poin. Hal itu bisa dilihat dari Saldo Bersih Tertimbang yang di triwulan-II 2009 tercatat sebesar 22,97 persen meningkat menjadi 24 ,66 persen pada triwulan-III 2009.
Penyumbang terbesar kenaikan usaha itu meliputi usaha sektor perdagangan, hotel, restoran, diikuti sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Pada triwulan-III 2009, berdasarkan usaha berskala besar dengan jumlah tenaga kerja di atas 500 orang, juga mengalami peningkatan usaha paling tinggi dibanding usaha skala kecil ataupun usaha sedang.
Sementara berdasarkan orientasi pasar, usaha pasar domestik dan ekspor juga tumbuh positif. "Peningkatan kegiatan usaha di sektor perdagangan, hotel, dan restoran juga sektor industri pengolahan ditandai kenaikan omzet maupun penambahan jumlah tenaga kerja yang terus terjadi," kata Mahdi Mahmudy.
Budi Sabarsah mengemukakan, perdagangan beras skala besar di Kota Semarang saat ini tinggal menghabiskan stok beras. Daerah sentra pertanian, seperti Demak, Grobogan, Sragen, dan Klaten, masih belum panen dan diperkirakan baru panen pertengahan Januari 2010.
Dengan banyaknya daerah yang belum panen, tentunya pasokan kiriman beras ke Jakarta juga mulai turun. Padahal, kebutuhan pasokan beras ke Jakarta sebesar 25 hingga 32 ton per minggu.
Diposting oleh
tommy blog
0 komentar:
Posting Komentar